JAKARTA, RIAUSATU.COM - Menko Kemaritiman dan Investasi Kabinet Indonesia Maju Luhut Binsar Panjaitan mengatakan tidak harus serta merta menjabat sebagai presiden untuk mengabdi buat negara.
"Apa harus jadi presiden aja kau bisa ngabdi? Kan engga juga. Harus tahu diri juga lah, kalau kau bukan orang Jawa, pemilihan langsung hari ini, saya engga tahu itu kalau 5 tahun lagi, udah lupain deh," kata Luhut, ketika diundang Rocky Gerung dalam siniar Podcast RGTV yang tayang pada Rabu, 21 September 2022.
"Engga usah kita memaksakan diri kita sendiri, sakit hati. Yang bikin sakit hati kan kita sendiri lho," ujarnya.
Rocky Gerung yang bertugas sebagai pemandu acara, sependapat dengan perkataan Luhut. Menurut Rocky, hal itu merupakan fakta antropoligi di Indonesia.
Menurut Rocky Antropologi di Indonesia berbasis pada ethnicity. Faktualitas tersebut kadang membatalkan ambisi orang untuk menjadi presiden.
Sementara Luhut heran dengan orang yang tidak mengetahui fakta antropologi itu. "Anda scientist, anda engga baca itu, ya maaf itu, anda bodoh atau apa itu," katanya, sebagaimana dilansir dari Pikiran-Rakyat.com.
Luhut mengatakan, fakta enthnicity itu turut menyasar dirinya yang dia sebut sebagai minoritas. "Termasuk saya, betul, double minoritas. Saya udah Batak, Kristen lagi," katanya.
"Jadi saya bilang sudah cukup itu, kita harus tahu. Ngapain saya menyakiti diri hati saya," ujar Luhut.
Sebelumnya Luhut mengingatkan, agar orang yang bukan dari suku Jawa tidak mencalonkan diri sebagai presiden Indonesia. Menurut Luhut, dengan sistem pemilihan umum (Pemilu) seperti sekarang ini, sulit bagi suku non Jawa menjadi presiden.
Maka dari itu, Luhut menyarankan orang-orang yang berambisi menjadi presiden tetapi bukan bersuku Jawa supaya tidak memaksakan diri yang nantinya malah membuat sakit hati.***
