Ketua Umum Bapera Sebut Indonesia Negara Stabil untuk Investasi di Tengah Perang Global

- Minggu, 5 Maret 2023 | 17:17 WIB
Ketua Dewan Pertimbangan DPP Bapera, Airlangga  Hartarto, dan Fahd El Fouz A Rafiq, Ketua Umum DPP Bapera.
Ketua Dewan Pertimbangan DPP Bapera, Airlangga Hartarto, dan Fahd El Fouz A Rafiq, Ketua Umum DPP Bapera.

JAKARTA, RIAUSATU.COM – Indonesia merupakan negara paling kondusif untuk investasi, dikarenakan kestabilan politik dan ekonomi di dalam negeri. Investor perlu mempertimbangkan Indonesia sebagai pasar, basis produksi, dan pusat ekspor.

Demikian disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Barisan Pemuda Nusantara (Bepera), Fahd El Fouz A Rafiq, di Jakarta, akhir pekan ini.

"Di tengah derasnya tantangan global di mana banyak negara mengalami stagnasi ekonomi, namun perekonomian Indonesia tumbuh impresif di angka 5,3 persen pada 2022; ekspor dan investasi berjalan baik," ujarnya.

Perlu diketahui, sebutnya, Indonesia menjadi mesin ekonomi Asia Tenggara karena 40 persen populasi (270 juta jiwa) ujung benua Asia ini dan 35 persen dari PDB Asia Tenggara, dan 69 persen adalah usia produktif yang menjalankan roda ekonomi Tanah Air.

Fahd menambahkan, Singapura masih di urutan pertama soal realisasi investasi senilai US$3,1 miliar. Namun, hampir di seluruh lini kehidupan masyarakatnya, Singapura sangat bergantung pada Indonesia mulai dari listrik, batu bara, pasir, kebutuhan pokok, dan banyak lagi.

"Kita harus dukung pemerintah agar tetap optimis menatap prospek perekonomian di tahun 2023, khususnya pada kuartal I," kata mantan Ketua Umum PP AMPG ini.

Menurutnya, Pemerintah telah menerbitkan 3,3 juta nomor induk usaha baru, kepastian hukum bagi para pelaku usaha, pemberhentian PPKM, hilirisasi industri sehingga dapat menaikan pertumbuhan ekonomi sesuai yang diharapkan.

Putera penyanyi kondang A. Rafiq ini mengungkapkan bahwa Indonesia telah menyiapkan daftar prioritas investasi, investor yang berinvestasi di Industri berhak mendapatkan insentif fiskal dan non fiskal.

"Bapak Menko Bidang Perekenomian beserta jajarannya mengoptimalkan Indonesia Investment Authority (INA) sebagai alternatif pembiayaan pembangunan ekonomi," jelasnya.

Indonesia yang saat ini jadi primadona karena bahan baku baterai seperti lithium dan mineral logam lainnya, menjadi tujuan banyak negara besar untuk berinvestasi besar-besaran di Indonesia.

Seperti disampaikan Menko Airlangga Hartarto, Australia berinvestasi senilai US$ 524 juta yang memiliki peran penting dalam menciptakan industri dan lapangan kerja baru di Tanah Air, dan tidak menutup kemungkinan kerjasama ini akan terus berkembang di masa akan datang.

Pria yang akrab dipanggil Fahd Arafiq ini memaparkan, investasi terbesar ada pada industri logam sebesar 15 persen (Rp87,9 triliun), diikuti pertambangan, transportasi dan telekomunikasi, perumahan kawasan industri dan industri makanan.

"Kita berharap dengan adanya investasi yang dilakukan banyak negara, mampu mengangkat dan menopang perekonomian Indonesia serta membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk kesejahteraan masyarakat banyak," tutup Ketua Bidang Ormas DPP Partai Golkar ini. **

Editor: Novrizon Burman

Tags

Terkini

Digugat, Aturan Masa Berlaku SIM

Jumat, 12 Mei 2023 | 18:38 WIB
X